Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS), baru-baru ini, mengadakan pelatihan dan pendampingan pembuatan modul digital interaktif bagi guru SMK NU Ungaran, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal Pengabdian pada Masyarakat. Dalam kegiatan yang diadakan hari Kamis s.d. Sabtu, 21 s.d. 23 Oktober 2021, diikuti oleh sekitar 30 peserta guru SMK NU Ungaran, Kabupaten Semarang.
Ketua Program Studi Teknik Informatika, Agung Riyantomo, ST., M.Kom dalam sambutannya mengatakan bahwa diharapkan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang mendapat dana dari Universitas Wahid Hasyim melalui LP2M untuk tahun anggaran 2021 ini diharapkan tidak berhenti sampai disini saja, tetapi ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan dan kerjasama lanjutan yang lebih baik di masa yang akan datang. Tim Pengabdian yang terdiri dari Arief Hidayat S.Kom, M.Kom., Fandy Indra Pratama S.Kom, M.Kom., dan Jeni Nadik S.Kom serta dibantu oleh 3 mahasiswa Teknik Informatika memberikan pelatihan dan pendampingan selama tiga hari. Ketua Pelaksana, Arief Hidayat menambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pembelajaran melalui inovasi dalam penyediaan modul pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan bersifat interaktif . Salah satu inovasi tersebut yaitu mengemas modul pembelajaran secara digital dan interaktif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengemas modul pembelajaran digital yang interaktif. Selain itu disediakan bentuk pendampingan dalam bentuk layanan konsultasi dan bimbingan teknis selama penerapannya.
Antusias
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Laboratorium SMK NU Ungaran, Kabupaten Semarang dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Guru yang belum pernah menggunakan atau mengetahui mengenai aplikasi pembuat modul digital interaktif dapat dengan mudah mengemas dan mempublikasikan modul digital interaktif secara online. Keterlibatan pemateri dan asisten dalam setiap sesi sangat membantu guru untuk berlatih mengemas modul digital interaktif. Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan dan berharap pelatihan ini dapat berkelanjutan.
“Mengapa guru harus menguasai cara pengemasan modul digital interaktif ini ?, dikarenakan peserta didik kita sekarang ini termasuk generasi digital natives, yang akrab dengan dunia maya dan teknologi digital, membaca secara acak, terbiasa dan menggunakan sentuhan jari pada layar gawai. Sehingga siswa lebih tertarik mempelajari modul pembelajaran yang digital dan interaktif. Modul digital interaktif yang bersifat hypermedia ini sangat sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini.”, imbuh Arief Hidayat. Setelah selesai pelatihan, peserta guru diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan peserta guru setelah pelaksanaan pelatihan pengemasan modul digital interaktif tersebut. Hasil dari kuesioner yaitu peserta guru SMK NU Ungaran merasakan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan menginginkan pelatihan seperti ini akan tetap berlanjut untuk kedepannya.
